Kamis, 11 November 2010

ANTARA RUMAH TANGGA DAN KARIER

Emansipasi wanita seperti zaman sekarang sudah jadi impian setiap wanita untuk bisa berkarier sederajat dan terkadang lebih tinggi dibanding kaum pria. Memang menjadi keuntungan tersendiri bagi kaum Hawa yang sukses berkarier, maka tidak lagi menjadi beban atau tanggungan bagi kaum Adam, dan biasanya bagi perempuan yang konsentrasi di dunia karir, biasanya memang bisa memperoleh apa yang diinginkannya, menempati posisi-posisi utama diperusahaan dan bahkan menjadi direktris dari perusahaan itu sendiri. Sudah tidak menjadi hal yang tidak tabu lagi pemimpin perusahaan bahkan departemen oleh perempuan. Tentunya akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan, disaat bersamaan perempuan lain tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Tapi memang ada sendiri dampaknya bagi kaum perempuan saat harus berkonsentrasi di dunia bsnis atau perusahaan, dampaknya biasanya perempuan yang karena fokusnya pada karier melupakan kepentinganya sendiri, misalnya saja lupa mengambil cuti untuk hamil atau cuti untuk mengurus anak-anaknya sendiri, dan menjadi alternatif memang biasanya diberikan kepercayaan untuk pengasuh anak-anaknya. Namun tidak sedikit perempuan yang bisa mengatur dua-duanya, yaitu tetap mendapatkan penghasilan dari kariernya namun tanpa harus meninggalkan keperluan-keperluan rumah tangganya sendiri, wanita seperti ini perlu diberi acungan jempol, karena suami pun biasanya tidak bisa melakukan dua-duanya, biasanya bila suami bekerja harus fokus pada pekerjaanya dan kadangkala hampir habis waktu untuk keluarganya, apalagi yang bekerja diluar kota atau diluar negeri menjadi hal yang bisa dimaklumi bersama pasanganya, menjadi kunci utama.

Sedangkan wanita sebagai ibu rumah memang memiliki waktu sepenuhnya untuk keluarga, bisa sepenuhnya mendidik anak dan mengatur semua keperluan keluarga tanpa harus mencari pembantu sekalipun. Diluar negeri tidak lagi banyak rumah tangga yang harus punya pembantu, seperti di Jepang dan Amerika, umumnya terdiri dari keluarga-keluarga yang mandiri dan semuanya bisa diatasi oleh penghuni keluarga itu sendiri,tanpa harus bergantung pada tenaga pembantu. Sebagai ibu rumah tangga, disamping memiliki keuntungan memiliki waktu sepenuhnya untuk kelurga namun untuk ekonomi lemah atau keluarga miskin tidak dianjurkan mengapa? kebanyakan pada keluarga miskin,misalnya penghasilan para suami yang cenderung tidak bisa mencukupi keluarga akan mejadi sangat terbantu bila perempuan itu memiliki penghasilan tambahan, bisa lewat buka usaha kecil-kecilan atau warung dirumah sehingga tanpa harus mengorbankan waktu untuk anak-anaknya tetap memiliki penghasilan tambahan, biasanya ini paling disukai oleh para suami tanpa maksud untuk mendiskreditkan perempuan yang harus tinggal dirumah, namun alangkah lebih baiknya bila salah satu menjadi penanggung jawab dirumah selagi suami bekerja diluar rumah. Dan ini menjadi alternatif yang bisa mengatasi kekurangan penghasilan dari keluarga-keluarga yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga sepenuhnya, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tetap mendapatkan penghasilan tambahan.
Sehingga tetap menjadi tujuan sebuah rumah tangga untuk bisa mendapatkan hidup layak tanpa harus mengabaikan kepentingan perempuan atau kepentingan rumah tangganya sendiri. Akan menjadi tidak mengenakan bila dua-duanya menghabiskan waktu untuk orang lain atau perusahaan dan melupakan kepentingan berumah tangganya sendiri.Intinya bahwa menjadi wanita karier maupun wanita rumah tangga, dua-duanya mempunyai tanggung jawab tersendiri dan bila materi didapat tanpa harus melupakan kepentingan dan tanggung jawabnya sendiri maka tidak menjadi masalah dan bahkan mendatangkan kebaikan. Semua ada konsekuensinnya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar